Dulu waktu jamannya kuliah, makan mpek mpek yang enak itu adalah sebuah kemewahan. Di samping masih jarang yang jual, gak bikin kenyang, harganya pun lumayan jauh di banding mie instan hihi. Maka dari itu ketika seorang teman pulkam lalu pulang ke kosan dengan membawa sekardus mpek mpek kapal selam, hati semua orang pun menjadi riang.
Mpek mpek adalah salah satu jenis kuliner Sumsel yang sangat kondang. Mungkin dari 255 juta jiwa penduduk Indonesia, seperempatnya telah mengenal makanan ini. Sebenarnya masih banyak makanan khas Palembang yang rasanya gak kalah menariknya dengan mpek mpek, salah satunya adalah Burgo.
Aslinya saya baru tau ada makanan model ginian. Bertahun tahun gawul sama orang palembang plus palembang wanna be, gak bikin lidah melek makanan daerah sana. Tau nya ya cuma mpek mpek, tekwan, kemplang, es kacang merah, bolu matsuba, sama martabak Har. Selebihnya pengetahuan tentang makanan daerah yang punya landmark jembatan Ampera itu kacau beliau eh balau.
Burgo yang berasal dari daerah bernama Bailangu itu, gosipnya biasa di santap kala sarapan. Tapi sebenarnya sih enak di makan kapan saja, pagi, siang, sore maupun malam. Bila di perhatikan, kuah burgo ini gak jauh beda dengan kuah lodeh ataupun kuah terik karena bumbu yang digunakannya sebelas duabelas lah dengan dua olahan masakan tadi. Di dalam satu mangkuk burgo biasanya diberi suwiran ikan gabus goreng. Tapi berhubung susah mendapatkan ikan tersebut, burgo request pak suami ini minus ikan ikanan. Kemarin ini adanya ayam goreng, jadi dipakailah
ayam goreng suwir sebagai taburan. Itu juga telat nyadarnya :D. Burgo enak juga di santap bersama telur ayam rebus.
Bahan :
150 gr tepung beras
30 gr tepung sagu/tapioka
1/4 sdt garam
150 ml air mendidih
250 ml air
Bahan kuah :
150 gr ikan gabus (saya gak pake)
250 ml santan dari 1/4 butir kelapa
2 lembar daun salam
1 batang serai, geprek
1 cm lengkuas, geprek
50 ml air
Garam secukupnya
Gula pasir secukupnya, bila ingin memunculkan rasa yang lebih gurih.
Minyak untuk menumis
Bawang goreng
Bumbu halus :
3 siung bawang merah
3 siung bawang putih
1 sdt ketumbar
1 cm jahe
1 butir kemiri
Cara membuat :
Campur tepung beras, sagu/tapioka, dan garam. Tuang air mendidih, aduk rata. Tuang air biasa, aduk sampai tidak bergerindil. Siapkan pan anti lengket. Masukan 1 sendok sayur ke dalam pan, gulung langsung di pan, jangan menunggu kering karena akan pecah. Lakukan sampai habis. Sebenarnya pembuatan yang benar adalah dengan cara mengukus, yaitu siapkan kukusan, Olesi loyang dengan minyak goreng, tuang adonan, tunggu sampai matang dan bisa di gulung.
Kuah :
Tumis bumbu halus sampai wangi, masukan daun salam, serai, dan lengkuas. Tambahkan air. Masukan santan, beri garam, aduk rata dan didihkan. Angkat.
Siapkan mangkuk, potong potong gulungan tepung beras tadi, siram dengan kuahnya, dan taburi bawang goreng. Nikmati dengan sambal cabai rebus.
Mpek mpek adalah salah satu jenis kuliner Sumsel yang sangat kondang. Mungkin dari 255 juta jiwa penduduk Indonesia, seperempatnya telah mengenal makanan ini. Sebenarnya masih banyak makanan khas Palembang yang rasanya gak kalah menariknya dengan mpek mpek, salah satunya adalah Burgo.
Aslinya saya baru tau ada makanan model ginian. Bertahun tahun gawul sama orang palembang plus palembang wanna be, gak bikin lidah melek makanan daerah sana. Tau nya ya cuma mpek mpek, tekwan, kemplang, es kacang merah, bolu matsuba, sama martabak Har. Selebihnya pengetahuan tentang makanan daerah yang punya landmark jembatan Ampera itu kacau beliau eh balau.
Burgo yang berasal dari daerah bernama Bailangu itu, gosipnya biasa di santap kala sarapan. Tapi sebenarnya sih enak di makan kapan saja, pagi, siang, sore maupun malam. Bila di perhatikan, kuah burgo ini gak jauh beda dengan kuah lodeh ataupun kuah terik karena bumbu yang digunakannya sebelas duabelas lah dengan dua olahan masakan tadi. Di dalam satu mangkuk burgo biasanya diberi suwiran ikan gabus goreng. Tapi berhubung susah mendapatkan ikan tersebut, burgo request pak suami ini minus ikan ikanan. Kemarin ini adanya ayam goreng, jadi dipakailah
ayam goreng suwir sebagai taburan. Itu juga telat nyadarnya :D. Burgo enak juga di santap bersama telur ayam rebus.
Bahan :
150 gr tepung beras
30 gr tepung sagu/tapioka
1/4 sdt garam
150 ml air mendidih
250 ml air
Bahan kuah :
150 gr ikan gabus (saya gak pake)
250 ml santan dari 1/4 butir kelapa
2 lembar daun salam
1 batang serai, geprek
1 cm lengkuas, geprek
50 ml air
Garam secukupnya
Gula pasir secukupnya, bila ingin memunculkan rasa yang lebih gurih.
Minyak untuk menumis
Bawang goreng
Bumbu halus :
3 siung bawang merah
3 siung bawang putih
1 sdt ketumbar
1 cm jahe
1 butir kemiri
Cara membuat :
Campur tepung beras, sagu/tapioka, dan garam. Tuang air mendidih, aduk rata. Tuang air biasa, aduk sampai tidak bergerindil. Siapkan pan anti lengket. Masukan 1 sendok sayur ke dalam pan, gulung langsung di pan, jangan menunggu kering karena akan pecah. Lakukan sampai habis. Sebenarnya pembuatan yang benar adalah dengan cara mengukus, yaitu siapkan kukusan, Olesi loyang dengan minyak goreng, tuang adonan, tunggu sampai matang dan bisa di gulung.
Kuah :
Tumis bumbu halus sampai wangi, masukan daun salam, serai, dan lengkuas. Tambahkan air. Masukan santan, beri garam, aduk rata dan didihkan. Angkat.
Siapkan mangkuk, potong potong gulungan tepung beras tadi, siram dengan kuahnya, dan taburi bawang goreng. Nikmati dengan sambal cabai rebus.
posted from Bloggeroid
0 comments:
Post a Comment