Tuesday, 22 September 2015

Sambal dadak bu Tatang adalah sambal dadak yang rasanya tidak terkalahkan oleh sambal manapun sampai hari ini. Sudah banyak resto sunda yang saya datangi, tapi tidak ada satu pun sambal yang bisa menyaingi rasa khas sambal nya bu Tatang Sarbini itu.

Berlokasi di jalan Sekeloa yang padat, diantara hiruk pikuk tempat kosan mahasiswa tak membuat saya gentar untuk datang dan datang lagi.

Lima belas tahun sudah saya menikmati menu tempat makan sederhana ini. Awal diperkenalkannya oleh suami saya yang kebetulan dulu kos di Bangbayang, Dago. Dari yang hanya terdiri dari beberapa kursi dan meja panjang sampai kini ditambah meja lesehan di dak yang baru saja selesai di bangun. Tapi bu Tatang tetaplah seperti dulu, sangat bersahaja.

Menu favorit saya adalah ikan mujair goreng yang dagingnya terasa gurih dengan bagian luar yang sedikit garing. Bersama tempe tahu goreng, lalapan segar, dan cocolan sambal dadak, menu makan siang terasa sangat nikmat.

Banyak sekali varian makanan yang bu Tatang sediakan seperti ikan mas goreng, ikan panjang goreng, ikan kembung goreng, ayam goreng, gepuk daging sapi, udang goreng, telor daging, perkedel jagung, asin goreng tepung, tempe dan tahu goreng. Sedangkan di deretan sayur nya ada sayur asem, lodeh, sop, bayam dan orek tempe. Sambalnya ada sambal tomat dan sambal terasi dadak. Lalapan yang berupa ketimul, kol, selada bokor dan kemangi selalu menemani.
Untuk minumnya tersedia teh dan nutrisari jeruk, baik panas maupun dingin.

Harganya amat sangat terjangkau, harga mahasiswa, you know lah ya.

Selain masakan dan sambalnya, yang selalu ngangenin dari tempat makan bu Tatang ini adalah suasana hingar bingar celotehan mahasiswa. Dari yang guwe elu, maneh urang, sampai kowe aku, lengkap dari Sabang sampai Merauke. Tidak hanya mahasiswa yang selalu memenuhi tempat makan ini, tapi juga para alumni dan keluarganya. Gak heran di jam 11 siang semua makanan di meja besar yang terletak di dapur bu Tatang telah bersih semua. Itu lah mengapa setiap akan makan di sana, suami saya harus memesan dahulu melalui telpon alias reservasi hihi gayak banget ya. Bila tidak ke telpon nya bu Tatang ya ke henponnya bi Ade, asistennya.

Makan di bu Tatang itu suka bikin kalap. Setelah kenyang makan di sana, tak lupa saya selalu membawa bungkusan satu keresek besar untuk di bawa pulang.

Dan sambalnya bu Tatang, telah sukses membuat anak saya,Tombak, untuk selalu kembali ke sana.
















posted from Bloggeroid

0 comments:

Post a Comment