Monday 21 September 2015

Entah mengapa bila mendengar kata paria, yang nempel di otak saya adalah sejenis perkastaan yang ada di India, seperti halnya brahmana, ksatria, waisya atau sudra. Ai paria nya? Ternyata paria itu bukanlah sejenis kasta, pantesan pelajaran sejarah dulu pernah di her sama bu Halimah #eh. Paria itu adalah sebutan untuk sebuah kaum rendahan (euleuh tega) yang tugasnya melayani kasta brahma kumbara ksatria madangkara eh kasta brahmana dan ksatria. Selain paria ada pula yang disebut kaum candala yaitu kaum yang member nya terdiri dari hasil kawin silang antar warna kulit.

Untuk sejenak mari kita lupakan perkastaan dan genk nya itu. Lebih baik ngomongin paria yang satu ini. Walaupun mempunyai rasa yang sama dengan kaum yang tadi, tapi rasa pahit paria yang ini ada di lidah bukan di hati.
Yap, paria yang saya maksud adalah sejenis nama sayuran yang kerap menjadi teman nongkrong baso tahu siomay telor kentang. Paria yang teksturnya gerindilan ini biasanya enak ditumis dengan ebi atau udang basah, tapi
kali ini saya menyandingkannya dengan ikan tongkol segar. Resep aslinya sih memakai ikan cakalang asap, berhubung ikan cakalangnya sedang jalan jalan, jadi pakai ikan yang sedang nyantai aja di pasar.

Bahan :
2 buah paria berukuran sedang, rebus sampai matang.
300 gr ikan tongkol segar, bersihkan, beri air jeruk nipis, garam, diamkan sebentar, cuci bersih lalu goreng dan suwir.

Bumbu :
12 buah cabai keriting merah
6 buah cabai rawit domba
6 siung bawang merah
4 siung bawang putih
1 buah tomat
Merica, garam dan gula secukupnya

Masaknya gampang aja :
Haluskan semua bumbu lalu tumis sampai wangi, masukan suwiran ikan tongkolnya, aduk rata.
Paria yang telah direbus tadi belah sisinya keluarkan isinya, lalu masukan tumisan ikan tongkol ke dalamnya. Gampil surampil eaaaa.







posted from Bloggeroid

0 comments:

Post a Comment