Friday, 27 November 2015

Musim hujan telah tiba, harus benar benar mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Jalanan becek, banjir, rembesan air, jemuran gak kering, adalah hal hal yang musti di siasati agar hari hari di musim penghujan sama menyenangkannya dengan musim tanpa hujan. Kesehatan tubuh jangan di abaikan, minum vitamin, makan dan istirahat yang teratur adalah kuncinya.

Hujan di sore hari adalah sebuah keadaan yang sering kali membuat perut kita merindukan makanan yang hangat, sambil menikmati gemericik air yang terdengar syahdu di telinga. Itulah yang membuat saya memutuskan untuk mengolah ubi ungu yang baru saja di beli di warung si abah dengan harga 6 ribu perkilonya.

Saya ngefans banget sama ubi ungu karena warnanya cantik sekali ketika di olah menjadi berbagai makanan.
Dulu Ibu saya sering menyebut ubi ungu ini dengan nama gandula. Tapi warnanya gak sepekat yang saya beli sekarang. Seperti biasa, blog nya Mba Hesty lah yang selalu memberi inspirasi. Disana saya menemukan resep camilan khas Sulawesi yang bernama Katiri Mandi. Katiri Mandi

ini sejenis bubur yang mirip mirip dengan bubur candil atau biji salak. Hanya rasanya di balik, bila biji salak terasa manis bijinya, katiri mandi yang manis adalah kuahnya.

Bahan :
150 tepung ketan putih
100 gr ubi ungu kukus haluskan
1/4 sdt garam
100 - 125 ml air

Kuah :
750 ml santan
2 sdm tepung beras, larutkan dengan santan sedikit
100 gr gula pasir
2 lembar daun.pandan
1/2 sdt garam

Cara membuat :
Aduk rata tepung ketan dan garam, tambahkan ubi aduk dengan tangan. Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai bisa di pulung. Bentuk bulat dengan bagian ujung meruncing. Rebus di air mendidih sampai mengapung.

Kuah :
Masak santan, larutan tepung beras, garam, gula, dan pandan sampai mendidih.
Masukan biji ketan ke dalam kuah. Sajikan hangat

posted from Bloggeroid

0 comments:

Post a Comment