Berawal dari melihat foto foto menu di instagramnya yang membuat liur meleleh kesana kemari, akhirnya kami pun melesat juga ke tempat makan yang terletak di Jl. Sabang ini. Namanya ayam Karmila, yang katanya di olah dengan menggunakan rempah rempah sebanyak lebih dari 35 macam. Sambil mulut kelametan, terbayang lah rasa khas rempah di dalam kepala.
Tempat makan yang di dominasi dengan warna merah itu terdiri dari dua lantai. Lantai dua adalah non smoking area dan ruangan private. Kursi dan meja nya panjang panjang, yang bisa di tempati kira kira 16 orang berhadap hadapan. Susahnya bangku gini tuh, kalo pengen maju mundurin musti banyak kata maaf sama yang lain. Mbak Karmila yang di iklannya sanggup mengerjakan 1000 nasi dus dalam dua jam itu mempunyai menu yang lumayan banyak.
Ayamnya terdiri dari ayam goreng lengkuas, ayam cabai rawit, dan ayam bakar manis di sajikan dengan pilihan nasi putih/merah/pedas atau hainan. Sambelnya banyak macamnya, dari sambal hejo yang berwarna hijau, sambal bawang sampai sambal geledek. Tapi kok ya gak ada yang pedes. Ada pula perkedel jagung Djatiwangi yang dapat di pesan dalam keadaan di goreng atau di bakar. Usus gorengnya terlihat kranci banget, tapi berhubung saya gak suka perususan jadi gak nyoba deh. Ada pula resep nenek Mbak Karmila berupa jengkol. Untuk melengkapi menu makan ayam itu paling enak adalah kol goreng.
Untuk minuman ada es teh manis seharga 5 ribu rupiah dengan isi yang banyak dan masih banyak lagi. Kalo ditanya menu paling memuaskan
dari Ayam Karmila ini tak lain dan tak bukan adalah Es Duren nya. Walaupun duren nya terasa ada yang belum matang tapi gak mempengaruhi rasa es duren itu secara keseluruhan. Worth it lah untuk harga 22,5K.
posted from Bloggeroid
0 comments:
Post a Comment