Thursday 17 March 2016

Memandangi satu satu nya pohon kenikir yang setengah tumbang di pekarangan rumah itu sungguh membuat mbrebes mili. Belum juga berbunga, pohon kenikir yang dalam bahasa sunda nya di sebut Randa Midang itu telah lunglai dengan selamat karena angin gelebug.

Saya mengenal kenikir sejak dulu walau pun bukan dari jaman nabi Nuh lagi lalayaran. Dulu almarhumah Ibu saya kerap menjadikan tumbuhan yang berasal dari Amerika Latin itu sebagai urapan atau lalapan. Rasa dan aroma nya yang khas adalah salah satu daya tarik yang selalu membuat kenikir di rindukan.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa tumbuhan yang bernama Latin Cosmos Caudatus itu mempunyai banyak khasiat bagi tubuh kita. Selain sebagai pelancar sirkulasi darah dan anti infeksi, kenikir terbukti mempunyai zat antioksidan tinggi yang dapat menangkal penyakit kanker.

Biasanya saya menjadikan kenikir sebagai lalapan rebus bersanding dengan sambal. Tapi kali ini, urap adalah olahan yang saya pilih. Cara membuatnya sangat mudah, yang malesin nya cuma proses memarut kelapanya haha. Satu hal, saya suka

gak habis pikir dengan orang yang membubuhi urap dengan penyedap/vetsin. Mereka seakan kurang percaya dengan kegurihan kelapa parut dan terasi dari bumbu urap tersebut. Hasilnya bukannya enak malah jadi enek ora karuan.

Bahan :
Kenikir, siangi, cuci bersih, rebus sebentar.
Tauge, cuci, rebus.
Kelapa parut
Air jeruk purut atau irisan daun jeruk buat intermezzo hihi

Bumbu :
Cabai merah
Cabai rawit domba
Bawang putih
Kencur
Terasi
Asam jawa
Garam
Gula merah

Cara membuat :
Haluskan bumbu, campur dengan parutan kelapa. Kukus sebentar agar tidak cepat basi. Campurkan dengan sayuran.

posted from Bloggeroid

0 comments:

Post a Comment