Wednesday 9 November 2016

Di pekarangan terdapat pohon suji bercabang dua yang terlihat agak galau merana. Cabang yang rendah daunnya lumayan banyak sedangkan cabang yang tinggi daunnya terlihat kekuningan. Entah mengapa daun-daun yang seharusnya hijau itu menjadi kuning. Apakah karena sudah tua, terkena banyak sinar matahari atau terpapar asap tukang serabi, atau hanya perlu sedikit di reiki. Yap, tanaman pun perlu di reiki, begitu sabda dari ibu dari seorang teman.

Saya jarang sekali menggunakan daun suji, karena saya jarang membuat kue-kue tradisional berwarna hijau. Namun, hari ini adalah hari dimana daun-daun hijau berdebu itu diberdayakan sebesar-besarnya demi seloyang kue lapis.
Yoi, kue lapis tepung beras yang dulu kerap di buat oleh almarhum simbah. Dulu, kue lapis yang sering dibuat simbah hanya terdiri dari dua lapisan, merah putih atau hijau putih. Kini demi keindahan, saya mencoba membuat dengan beberapa lapisan, walau tidak terlalu banyak juga sih. Yah, segini juga sudah uyuhan lah ya, 6 x 10 menit dengan tambahan waktu 20 menit di akhir cerita.

Bahan :
100 gr tepung sagu, saya pakai tapioka
275 gr tepung beras
250 gr gula pasir
1 sdt garam
1500 ml santan
3 lbr daun pandan
6 lbr daun jeruk purut

Untuk pewarna hijau :
30 lembar daun suji + 5 lembar daun pandan + air sedikit, di blender lalu saring.

Cara membuat :
Olesi loyang ukuran 18 dengan minyak sayur tipis saja, lalu alasi dengan plstik tahan panas. Sisihkan.
Panaskan kukusan, lapisi tutupnya dengan kain.

Masak santan, daun pandan, daun jeruk purut sampai mendidih, dinginkan.

Dalam wadah campur tepung beras, tapioka, gula, dan garam. Tuang santan sedikit demi sedikit sampai tercampur rata. Bagi dua bagian, satu bagian beri pewarna hijau dari daun suji tadi.
Tuang beberapa bagian adonan putih, kukus 10 menit, tuang adonan hijau, kukus sepuluh menit begitu seterusnya. Bila adonan habis, kukus kue 20 menit lagi.

posted from Bloggeroid

0 comments:

Post a Comment