Nekat, satu kata yang mengantarkan saya kepada es absrud ini. Es yang diharapkan menjadi sebuah karya masterpiece ala es kekinian asal Negara tetangga yang berjudul es kepal Milo itu sukses membuat air mata saya keluar dengan kemriciknya karena tertawa.
Ya, es kepal Milo memang sedang happening dimana-mana. Pembuatannya yang mudah dengan bahan yang tak sulit dicari walau jatuhnya agak mahal hihi telah membuat es ini menjadi primadona, bukan primadoni apalagi primavera itu mah PSSI.
Komposisinya sendiri hanyalah terdiri dari es batu yang diserut, bubuk Milo 3 in 1, susu kental manis, biskuit Oreo dan butiran sereal.
Berhubung serutan yang saya punya hanya serutan pinsil maka dengan berat hati saya pun menggunakan blender untuk menghancurkan es batunya. Dan sepertinya blender saya yang sudah berusia 3 milenium itu mata pisaunya sudah tumpul bagai otak saya bila kekenyangan. Nah, karena kerja sang blender yang tak maksimal itulah penampakan es ini menjadi sangat berbeda, sekali di kepal gak bisa dibentuk lain hasilnya jadi amburakral bagai kaki amuba.
Untuk rasa sih lumayan lah ya sakses menghibur rasa dahaga di saat matahari tengah panas-panasnya. Dan karena bentuknya gak seperti yang seharusnya, saya pasang nama buatan sendiri aja daripada pasang togel, yaaa kaaan?
Setelah melalui proses semedi di bawah pohon cingcau, bertanya kepada Mbah Mijan KW, melihat primbon warisan simbah dan kunker ke erte sebelah, saya pun menetapkan bahwa es made in saya ini namanya adalah Es Tabur Sereal dengan surat keputusan bercap jempol kuda.
Ya, es kepal Milo memang sedang happening dimana-mana. Pembuatannya yang mudah dengan bahan yang tak sulit dicari walau jatuhnya agak mahal hihi telah membuat es ini menjadi primadona, bukan primadoni apalagi primavera itu mah PSSI.
Komposisinya sendiri hanyalah terdiri dari es batu yang diserut, bubuk Milo 3 in 1, susu kental manis, biskuit Oreo dan butiran sereal.
Berhubung serutan yang saya punya hanya serutan pinsil maka dengan berat hati saya pun menggunakan blender untuk menghancurkan es batunya. Dan sepertinya blender saya yang sudah berusia 3 milenium itu mata pisaunya sudah tumpul bagai otak saya bila kekenyangan. Nah, karena kerja sang blender yang tak maksimal itulah penampakan es ini menjadi sangat berbeda, sekali di kepal gak bisa dibentuk lain hasilnya jadi amburakral bagai kaki amuba.
Untuk rasa sih lumayan lah ya sakses menghibur rasa dahaga di saat matahari tengah panas-panasnya. Dan karena bentuknya gak seperti yang seharusnya, saya pasang nama buatan sendiri aja daripada pasang togel, yaaa kaaan?
Setelah melalui proses semedi di bawah pohon cingcau, bertanya kepada Mbah Mijan KW, melihat primbon warisan simbah dan kunker ke erte sebelah, saya pun menetapkan bahwa es made in saya ini namanya adalah Es Tabur Sereal dengan surat keputusan bercap jempol kuda.
posted from Bloggeroid
0 comments:
Post a Comment