Salah satu warna favorit saya adalah hitam, black, layaknya lagu milik Kang Eddie and his friends serta album Metallica yang sakses secara komersil itu. Black yak bukan blek itu mah tempat kurupuk apalagi blekedet yang mana artinya adalah kucing hitam mokat.
Kesukaan akan warna hitam itu kemudian merembes kemana-mana. Tak hanya pakaian atau benda-benda lainnya, bahan makanan pun kena imbasnya salah satunya adalah gula jawa atau yang kerap disebut brown sugar. Bukan Chris Brown apalagi Charlie Brown, itu mah juragannya Snoop Dog eheheh Snoopy the dog maksudnya.
Ya, untuk urusan gula jawa saya lebih menyukai yang warnanya hitam pekat sepekat mendung yang menggantung di gunung Galunggung. Mengapa? Karena warna gula jawa yang hitam sangat cantik hasilnya bila dijadikan cuko atau pun juruh alias kuah kinca yang manisnya bagai senyum Chris Pine dicampur senyum Jack Gyllenhaal dan diaduk bersama senyum Zac Efron, perfecto!
Nah, juruh biasanya disandingkan dengan olahan bubur, salah satunya adalah bubur sumsum. Bubur yang berasal dari tepung beras ini memiliki tekstur yang sangat lembur. Rasanya yang gurih sangat cocok disandingkan dengan manisnya juruh. Bila bubur sumsum asalnya dari Yogyakarta maka di daerah Solo, bubur ini disebut dengan bubur lemu.
Biasanya bila membuat bubur ini saya hanya menggunakan santan instan namun kali ini karena memiliki santan dari kelapa asli sisa membuat nasi lemak maka rasa bubur yang dihasilkannya lebih gurih dengan aroma kelapa yang tebal.
Setiap membuat olahan ini saya tidak pernah memakai ukuran alias hanya mengandalkan feeling saja. Namun kira-kira ukuran resepnya seperti di bawah ini.
Bahan :
500 ml santan
3 sdm tepung beras dilarutkan dengan sedikit santan
1/2 sdt garam
2 lembar daun pandan, simpulkan
Bahan juruh :
2 gandu gula jawa ukuran sedang
1 lembar daun pandan, simpulkan
1 sdm gula pasir
300 ml air
Cara membuatnya :
Bubur :
Didihkan santan, daun pandan, dan garam. Tuang larutan tepung beras, aduk terus sampai meletup-letup. Angkat.
Juruh :
Campur semua bahan, didihkan lalu saring.
Sajikan bubur sumsum dengan juruhnya.
Kesukaan akan warna hitam itu kemudian merembes kemana-mana. Tak hanya pakaian atau benda-benda lainnya, bahan makanan pun kena imbasnya salah satunya adalah gula jawa atau yang kerap disebut brown sugar. Bukan Chris Brown apalagi Charlie Brown, itu mah juragannya Snoop Dog eheheh Snoopy the dog maksudnya.
Ya, untuk urusan gula jawa saya lebih menyukai yang warnanya hitam pekat sepekat mendung yang menggantung di gunung Galunggung. Mengapa? Karena warna gula jawa yang hitam sangat cantik hasilnya bila dijadikan cuko atau pun juruh alias kuah kinca yang manisnya bagai senyum Chris Pine dicampur senyum Jack Gyllenhaal dan diaduk bersama senyum Zac Efron, perfecto!
Nah, juruh biasanya disandingkan dengan olahan bubur, salah satunya adalah bubur sumsum. Bubur yang berasal dari tepung beras ini memiliki tekstur yang sangat lembur. Rasanya yang gurih sangat cocok disandingkan dengan manisnya juruh. Bila bubur sumsum asalnya dari Yogyakarta maka di daerah Solo, bubur ini disebut dengan bubur lemu.
Biasanya bila membuat bubur ini saya hanya menggunakan santan instan namun kali ini karena memiliki santan dari kelapa asli sisa membuat nasi lemak maka rasa bubur yang dihasilkannya lebih gurih dengan aroma kelapa yang tebal.
Setiap membuat olahan ini saya tidak pernah memakai ukuran alias hanya mengandalkan feeling saja. Namun kira-kira ukuran resepnya seperti di bawah ini.
Bahan :
500 ml santan
3 sdm tepung beras dilarutkan dengan sedikit santan
1/2 sdt garam
2 lembar daun pandan, simpulkan
Bahan juruh :
2 gandu gula jawa ukuran sedang
1 lembar daun pandan, simpulkan
1 sdm gula pasir
300 ml air
Cara membuatnya :
Bubur :
Didihkan santan, daun pandan, dan garam. Tuang larutan tepung beras, aduk terus sampai meletup-letup. Angkat.
Juruh :
Campur semua bahan, didihkan lalu saring.
Sajikan bubur sumsum dengan juruhnya.
posted from Bloggeroid
0 comments:
Post a Comment