style='display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;'/>
Di Bandung, banyak ditemukan rumah makan sunda. Baik di daerah kota maupun di pinggiran. Alam Desa adalah salah satunya. Tempat makan yang berada di sekitaran daerah Holis ini menyajikan menu masakan sunda dengan balutan suasana adem di tengah keramaian kota.
Tempat ini sedikit tersembunyi dengan nama yang hanya terbuat dari selembar banner yang ditempelkan di samping gerbang masuknya. Saya sendiri sebenarnya sering melewati tempat itu, namun tidak pernah menyangka bahwa di dalamnya terdapat sebuah pemandangan yang sedap dipandang mata dan nyaman.
Dikelilingi dengan tembok yang tinggi membuat tempat makan ini seakan terpisah dengan dunia luar. Memasuki gerbangnya, ada lapangan parkir yang lumayan besar. Lalu tak jauh dari situ, sebuah ruangan terbuka diisi dengan banyak meja dan kursi. Bila ingin merasakan semilir angin sambil memandangi kecipakan ikan di kolam, kita bisa menggunakan saung-saung yang diberi nama dengan nama buah-buahan. Jumlah saungnya lumayan banyak, ada yang diatas kolam dan ada pula yang di daratan.
Mata kita pun tak hanya disuguhi dengan riak-riak kecil kolam yang dihuni oleh berbagai macam ikan itu namun juga dimanjakan dengan berbagai macam bunga dan pepohonan yang ditata dengan.indahnya di sekeliling taman.
Bagaimana dengan menu yang mereka sediakan?
Kebetulan hari ini saya memilih menu gurame bakar, udang goreng tepung, tumis kangkung belacan alias terasi, dan tempe goreng. Sedangkan minumnya adalah es teh manis dan kelapa muda susu.
Untuk gurame bakarnya enak, bumbunya meresap, sehingga gerakan penggerogotan durinya maksimal haha. Harga gurame ini di hitung per ons yaitu 12 k/ons. Sedikit tercengang dengan harga yang di bandrol untuk udang goreng tepungnya yaitu 40 k /porsi yang isinya hanya sekitar 10 bijian udang kecil. Memang sih udang yang dipakainya masih segar terbukti dari rasanya, namun tetap saja membuat saya melongo haha. Tumis-tumisannya rata-rata di bandrol dengan harga 17 k/ porsinya yang isinya hanya beberapa suap saja. Tempe goreng di hargai 8 k/ porsinya. Sayang sekali bumbu tempenya kurang meresap. Lalapan dan sambal dadaknya harus kita beli. Untuk es kelapa mudanya, satu porsi semangkok kecil dengan harga yang amazing.
Namun, ada satu hal yang sedikit membuat saya nyengir yaitu peralatan makan dan hidangannya di dominasi dengan plastik dan melamin. Saya tidak menjumpai unsur-unsur tradisional sedikit pun dalam perlengkapan hidangannya. Tak ada boboko untuk tempat nasi yang biasa ditemukan di resto-resto masakan sunda lainnya,
yang ada hanya baskom plastik besar berwarna cerah yang bahkan tidak sesuai dengan jumlah nasi di dalamnya. Gelas minumnya pun menggunkan plastik kemasan sekali pakai. Hal-hal seperti ini walau kecil namun sangat mengganggu.
Satu lagi, di dalam saung-saung itu tidak ada bel atau kentongan untuk memanggil pelayan bila sekiranya kita ada tambahan pesanan.
posted from Bloggeroid
0 comments:
Post a Comment