Saturday, 20 April 2013

Sedang di Bandorasa Kulon Kuningan nih, sarapan bubur ayam.  Bubur ayam daerah sini agak beda dengan bubur ayam di Bandung.  Bubur ayam Bandorasa  terdiri dari bubur beras, kacang kedelai goreng, suwiran ayam yang terkadang terselip tulang belulang, irisan seledri, sambal, kerupuk dan guyuran kuah rasa kari yang lumayan kental.  Enak di santap selagi hangat.

Di Bandung, bubur ayam banyak dijumpai dimana saja, di kampung dan di kota layaknya badminton heuheu. Dan salah satunya yang terkenal adalah bubur Pak Zaenal yang terletak di daerah Dago atas.   Bubur ayam ini ciri khasnya adalah buburnya yang berasa gurih santan. Terakhir saya menyantap bubur ini sekitar tahun 2004 an.

Sebenarnya bubur ayam di Bandung ya sama sama saja komposisinya, yang membedakannya mungkin hanya toppingnya, seperti ayam, ati, ampela, usus dan telur.  Bubur ayam spesial biasanya terdiri dari bubur beras, suwiran ayam, irisan ati ampela, telur sepotong, kacang kedelai goreng, cakue yang dipotong kecil, irisan seledri, sambal dan kerupuk.  Di kampung saya, masih ada loh bubur ayam yang bisa di beli dengan hanya mengeluarkan uang 2 ribu perak saja, suwiran ayamnya bertindak hanya sebagai aksesoris, dua suwir cukup.

Lain Bandorasa, lain Bandung, lain pula di Jogya.  Di Jogya, saya kerap menyantap bubur gudeg di bilangan Jl. HOS Cokroaminoto,seberang Hotel Istana.  Bubur ini terdiri dari bubur beras kental, ditemani gudeg, sambal goreng krecek, telur, ayam dan sambal, yang bebas kita pilih sesuai dengan keinginan kita. 

Berhubung saya gak begitu maniak dengan bubur ayam dan segenap familynya, membuat saya gak banyak tau bubur mana saja yang patut di coba.
Ada rekomendasi kah?

#salam bubur ayam dan family nya

Published with Blogger-droid v2.0.10

0 comments:

Post a Comment