Pangandaran adalah tempat dimana saya mencicipi masakan berbahan dasar trubuk. Jauh sekali ya dengan daerah asalnya yaitu sekitaran Parung, Bogor. Ya, semua itu karena Teh Lia. Kakak dari salah satu kolega yang saya tebengi berlibur ke Pangandaran ini memiliki teman yang bekerja di Perhutani. Nah, setiap teman Perhutani ini bertugas masuk hutan, keluar-keluar pasti menenteng tumbuhan perdu yang bernama trubuk ini.
Trubuk atau kerap disebut bunga tebu ini memiliki penampakan luar seperti tebu, sedangkan bagian dalam seperti puntren atau jagung muda. Memiliki rasa plain dengan tekstur lembut. Trubuk yang memiliki nama latin Saccharum edule Hasskarl ini adalah olahan wajib lamaran di daerah betawi. Masakan trubuk bersantan itu kerap disebut sayur besan.
Trubuk memiliki kulit luar atau kelobot yang berlapis-lapis. Satu mangkuk kecil trubuk memiliki residu sebanyak satu tampah kelobot, emejing.
Selain dijadikan sayur besan, trubuk dapat diolah menjadi sayur lodeh, ditumis bahkan dijadikan lalapan.
Kali ini saya mengolah trubuk dengan ditumis saja. Walaupun pengolahannya simple namun rasanya tetap menggelegar.
Bahan :
2 ikat Trubuk, kuliti, potong serong
4 butir bawang merah, iris tipis
2 siung bawang putih, iris tipis
6 buah cabe rawit, iris serong
Gula dan garam
Air secukupnya
Cara membuat :
Tumis bumbu, masak sampai harum. Masukan trubuk, aduk. Beri gula dan garam, aduk. Tuang air, aduk-aduk rata. Angkat.
posted from Bloggeroid
0 comments:
Post a Comment