Di beberapa resto masakan sunda, saya kerap menemukan menu yang berbahan dasar pucuk daun labu. Dulu sih agak curiga aja dengan rasanya, secara yang ada dipikiran daun labu itu kan permukaannya agak landep atau kasar jadi apa enak di lidah yang tak bertulang ini. Tapi setelah kenal lebih dekat, kecurigaan saya sebelumnya lansung gugur seketika.
Di pasar, pucuk labu ini tidak selalu ada, jadi gak bisa selalu diandalkan. Namun giliran muncul, bejibunlah mereka. Satu ikat pucuk labu dihargai seribu rupiah. Murah meriah. Selain di tumis, pucuk labu juga enak dimasak bening. Biasanya pasangannya kalau tidak dengan jagung atau wortel ya dengan soulmatenya sendiri yaitu buah labu.
posted from Bloggeroid
0 comments:
Post a Comment