Saturday 24 March 2018

Bila melihat segantung petai, saya selalu teringat kepada mantan boss saya dulu. Dia adalah penggemar petai mentah garis keras. Setiap pulang dari Cianjur, dia pasti membawa beberapa gantung petai yang setiap papannya berbiji padat berdesak-desakan, sedaap. Nah, kalau sudah begitu, ketika pintu rumahnya terbuka, aroma petai langsung menguar menyergap hidung dengan masifnya mengalahkan harum pewangi ruangan bertajuk Lampe Berger yang harganya amboi marimboi itu.

Di pasar dekat rumah, bila tidak sedang musimnya, hanya satu lapak yang biasanya menjual petai. Satu papannya di jual antara 4 sampai 5 ribu rupiah. Namun bila musim petai tiba, bermunculan lah mamang-mamang yang menjajakannya baik di dalam maupun luar pasar.

Selain di makan mentah, dikukus, dibakar dan digoreng, petai biasanya di jadikan campuran berbagai macam olahan seperti yang kali ini saya buat yaitu petai teri pedas.

Bahan :
1 papan petai, kuliti.
100 gr teri jengki, rendam, cuci bersih, goreng kering
10 butir bawang merah, kupas, belah dua

Bumbu yang ditumbuk kasar :
4 buah cabai merah
4 buah cabai rawit
2 siung bawang putih
1 buah tomat ukuran kecil

Garam dan gula (optional) secukupnya.

Cara membuatnya :
Tumis bumbu yang di tumbuk kasar sampai harum, masukan bawang merah dan petai, aduk rata. Masukan teri, aduk rata. Angkat.

posted from Bloggeroid

0 comments:

Post a Comment