Wednesday 29 March 2017

Dua kali ke D'jengkol, dua kali pula nyaris di usir haha maapkan teteh bahasanya brutal "diusir" pan teteh sendiri yang ngomong begindang.

Yap, kali pertama kehabisan jengkol alias masih di presto yang terdengar kemana-mana takeces nya. Sedangkan kali kedua kehabisan sangu, aih. Tapi Dewi Fortuna rupanya ogah hengkang dari saya, hasilnya, setengah jam lebih lebih sedikit gitu lah duduk manis sambil wifi-an menunggu, akhirnya orderan sampai juga ke meja. Dan penantian panjang itu rupanya tak mengecewakan, karena semua masakan yang di olah oleh dapur D'jengkol itu rasanya endes banget, orisinil, mengharukan dan mantap jiwa pokoknya lah.

Salah satu olahan jengkol andalan mereka adalah jengkol rawit jabrod. Sensasi makan jengkol dengan begron ledakan begitu katanya. Dan memang benar adanya, ulekan rawitnya memang membuat ledakan-ledakan yang indah dan mengharukan di mulut ini.

Setelah melakukan semedi di gua bersama si buta dan monyet kesayangannya demi merumuskan

formula yang tepat untuk mendapatkan rasa yang nyerempet sama, akhirnya didapatkan lah sebuah rumus persamaan resep rawit jabrod yang tobat gusti melelahkan eta ngulek-nya. Soalnya teu kaci kalo di blender mah, gak ada seni bersusah-payah nya.

Jadi begitulah kira-kira, resep dapat dilihat di cookpad sayah.

posted from Bloggeroid

0 comments:

Post a Comment